SEMARANG: Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menilai wajar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingatkan para menterinya secara terbuka karena ketidakoptimalan mereka bekerja untuk kepentingan rakyat akan berimbas pada diri Presiden.
"Saya kira wajar hal itu dilakukan oleh Presiden karena nantinya Presiden tidak mau dipersalahkan sendiri kalau pemerintahannya tidak optimal bekerja dalam proses pengambilan keputusan politik pembangunannya," kata Tjahjo melalui perangkat komunikasi kepada ANTARA di Semarang, Jumat.
Menurut pandangan Presiden dan tentunya masukan-masukan dari Badan Intelijen Negara (BIN) plus Presiden lihat dan/atau dengar sendiri, sudah pada posisi yang membahayakan kalau kinerja menteri-menteri kabinetnya tidak bisa optimal bekerja untuk prioritas kepentingan negara dan rakyat Indonesia serta cenderung berpikir bekerja untuk kepentingan partai dan citranya.
Peringatan itu, menurut Tjahjo, sudah menunjukkan bahwa Presiden pada posisi yang sudah tidak bisa menerima akan kinerja para pembantunya yang dari partai politik yang menurut Presden tidak bisa optimal melaksanakan tugasnya di bidangnya masing-masing.
"Bisa juga dikatakan, mereka tidak bisa menerjemahkan dan melaksanakan instruksi-instruksinya, baik langsung maupun dalam rapat kabinet yang sangat sering Presiden gelar," ujarnya.
Anggota Komisi I (Bidang Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi) DPR RI itu juga menilai sangat wajar sebagai Presiden mengetahui kinerja dan berbagai masalah di semua kementerian dan para pembantunya karena menerima data akurat 1 (A-1) dari BIN dan aparat intelijen lainnya.
"Masalahnya setelah tahu bagaimana? Apa pun beliau sebagai kepala pemerintahan setelah tahu memanggil, lantas melakukan klarifikasi dengan memanggil KPK atau kejaksaan atau kepolisian untuk mengusutnya atau mendiamkan saja? Berani menggantinya dengan cepat? Ini pertanyaan kita semuanya memang akhirnya," katanya.
Tjahjo menegaskan bahwa peringatan Presiden itu penting mengingat hari bulan tahun merambat mendekati saat pemilihan umum. Namun, di sisi lain sebagai menteri yang merangkap pejabat partai tentunya wajar mementingkan partainya dan citranya sebagai pejabat partai.
"Akan tetapi, masalahnya adalah apa langkah selanjutnya? Apa hanya sekadar peringatan terbuka saja dan selesai? Langkah selanjutnya inilah kita ditunggu," katanya.
http://www.bisnis.com/articles/tjahjo-kumolo-wajar-jika-presiden-ingatkan-para-menterinya
"Saya kira wajar hal itu dilakukan oleh Presiden karena nantinya Presiden tidak mau dipersalahkan sendiri kalau pemerintahannya tidak optimal bekerja dalam proses pengambilan keputusan politik pembangunannya," kata Tjahjo melalui perangkat komunikasi kepada ANTARA di Semarang, Jumat.
Menurut pandangan Presiden dan tentunya masukan-masukan dari Badan Intelijen Negara (BIN) plus Presiden lihat dan/atau dengar sendiri, sudah pada posisi yang membahayakan kalau kinerja menteri-menteri kabinetnya tidak bisa optimal bekerja untuk prioritas kepentingan negara dan rakyat Indonesia serta cenderung berpikir bekerja untuk kepentingan partai dan citranya.
Peringatan itu, menurut Tjahjo, sudah menunjukkan bahwa Presiden pada posisi yang sudah tidak bisa menerima akan kinerja para pembantunya yang dari partai politik yang menurut Presden tidak bisa optimal melaksanakan tugasnya di bidangnya masing-masing.
"Bisa juga dikatakan, mereka tidak bisa menerjemahkan dan melaksanakan instruksi-instruksinya, baik langsung maupun dalam rapat kabinet yang sangat sering Presiden gelar," ujarnya.
Anggota Komisi I (Bidang Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi) DPR RI itu juga menilai sangat wajar sebagai Presiden mengetahui kinerja dan berbagai masalah di semua kementerian dan para pembantunya karena menerima data akurat 1 (A-1) dari BIN dan aparat intelijen lainnya.
"Masalahnya setelah tahu bagaimana? Apa pun beliau sebagai kepala pemerintahan setelah tahu memanggil, lantas melakukan klarifikasi dengan memanggil KPK atau kejaksaan atau kepolisian untuk mengusutnya atau mendiamkan saja? Berani menggantinya dengan cepat? Ini pertanyaan kita semuanya memang akhirnya," katanya.
Tjahjo menegaskan bahwa peringatan Presiden itu penting mengingat hari bulan tahun merambat mendekati saat pemilihan umum. Namun, di sisi lain sebagai menteri yang merangkap pejabat partai tentunya wajar mementingkan partainya dan citranya sebagai pejabat partai.
"Akan tetapi, masalahnya adalah apa langkah selanjutnya? Apa hanya sekadar peringatan terbuka saja dan selesai? Langkah selanjutnya inilah kita ditunggu," katanya.
http://www.bisnis.com/articles/tjahjo-kumolo-wajar-jika-presiden-ingatkan-para-menterinya